Living the Dream (London Journey Story part 1)

Never limit yourself because of others’ limited imagination; never limit others because of your own limited imagination.”
– Mae Jemison

Cause I need to spill it. And I have to because sometimes I just want to re-open again the memories I have written on this blog of mine.

Salam,

Setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya postingan baru ini saya buat juga💕. Sharing saya kali ini adalah tentang perjalanan saya beberapa waktu lalu ke salah satu highlight city di Eropa Barat yaitu London.

Check it out! (Sudah lama tidak menulis jadi mungkin sedikit aneh bahasanya 🤣).

Perjalanan kali ini bermulai ketika iseng untuk pertama kalinya mencoba mencari kesempatan untuk ikut konferensi di luar Indonesia. Mencoba untuk merambah ke dunia yang lazim untuk para akademisi di manapun di dunia ini. Keisengan ini berlanjut ke proses pengiriman intisari paper saya, yang sejujurnya saya pun tidak optimis akan diterima karena persiapan yang benar-benar serba mendadak. Pilihan pertama pada kali itu jatuh pada konferensi yang diadakan di London, UK.

Hmm.. London, why don’t we try…. Itulah yang saya pikirkan ketika klik tentang persyaratan konferensi pada saat itu. One of my biggest dream was to visit this country. Dari obsesi towards Michael Owen, Harry Potter, One Direction, dan semua yang berbau British ini membuat saya memiliki keinginan untuk pergi ke tempat ini. Bahkan, dulunya super ingin sekali sekolah di sana.

Short story, saya percaya ketika memang sesuatu itu adalah rezekinya, maka Allah tidak akan membuat itu lari dari kita. Rezeki dari diterimanya abstract dari paper saya, berujung pada perjuangan untuk bisa menginjakkan kaki di negeri Elizabeth ini.

Saya masih ingat ketika perjuangan mengurus visa yang super rempong, dan tidak sedikit yang harus disiapkan, saya sampai bertanya pada sahabat dekat saya, apakah ini worth to try? Karena jujur, saat itu saya super hectic dengan semua hal yang membuat cukup stres dengan persiapan berangkat. Ketika akhirnya saya ikhlas dan pasrah, Allah menjawab doa saya dengan visa yang tertempel di paspor saya. Masya Allah… visa Eropa pertama di paspor membuat saya lega dan semakin percaya, ketika memang sudah rezekinya maka tidak akan pernah salah diberikan di waktu yang tepat.

There you go… empat bulan setelah pengumuman diterimanya abstract, di bulan Oktober, tepatnya seminggu lalu, saya diberikan rezeki untuk bisa menjejakkan kaki di London. Di Heathrow International Airport untuk pertama kalinya. Disambut dengan a very typical British weather, yaitu hujan, di tengah suasana musim favorit saya yaitu musim gugur💕. Alhamdulillah hadza min fadli Rabbi..

Ditemani oleh mantan roommate saya di Korea dulu, selama tiga hari saya diberi kesempatan untuk explore London dan bisa merasakan vibe London yang hiruk pikuk tetapi tetap vintage, dan bisa merasakan suasana yang biasanya saya hanya bisa lihat di layar kaca. Setelah teman saya kembali pulang, saya melanjutkan eksplor saya di kota yang cantik ini selama dua hari sebelum kembali pulang ke tanah air. London Eye, Big Ben (yang sedang under construction), Westminster Abbey, Buckingham Palace, St. James’ Park, Piccadilly Road, Trafalgar Square, Regent’s Park, Camden Market, Notting Hill dan beberapa tempat lainnya berhasil membuat catatan perjalanan ke Eropa (terutama United Kingdom) yang kala itu masih kosong berubah menjadi berwarna dengan mengunjungi tempat-tempat wishlist saya ini.

Dan saya percaya, ketika kita memiliki mimpi dan doa yang belum tercapai, jangan pernah putus asa untuk melangitkannya, karena pasti akan dijawab di waktu yang tepat insyaAllah💕.

This first post is also dedicated to those who always supported me to fulfill this dream, my family, closest friends and colleagues. May Allah rewards you all with more and more. 💕

Tunggu postingan saya tentang perjalanan singkat saya di London berikutnya ya!^^

Salam,

Kamar saya

1 November 2019, 22:19

Leave a comment